Blog Seputar Dunia Psikologi

Anak Remajaku Suka Membangkang

Artikel Psikologi
Masa remaja seringkali diidentikakan dengan masa yang penuh dengan gejolak dimana anak usia remaja biasanya suka mencoba hal-hal baru. Perilaku remaja yang serba ingin tahu ini kadang disalahtafsirkan sebagai pemberontakan (rebellion). Apa yang sebenarnya terjadi pada anak remaja?

Berbicara tentang perilaku remaja yang sering membangkang atau memberontak ini, tentu saja tidak lepas dari tugas perkembangan remaja. Apa saja tugas perkembangan remaja? Beberapa ahli seperti Havighurst, Garrison dan Wattenberg merumuskan tugas perkembangan remaja sebagai berikut:

Tugas-tugas perkembangan manusia khususnya remaja secara umum menurut Havighurst adalah sebagai berikut:

  1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
  2. Mencapai peran social pria dan wanita.
  3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
  4. Mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab.
  5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
  6. Mempersiapkan karier ekonomi.
  7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
  8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideology.
Tugas-tugas perkembangan remaja menurut Karl C. Garrison berbeda dengan rumusan diatas. Garrison membagi tugas-tugas perkembangan remaja menjadi enam kelompok, yaitu:

  1. Menerima keadaan jasmani.
  2. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya antara dua jenis kelamin.
  3. Menerima keadaan sesuai jenis kelaminnya dan belajar hidup seperti kaumnya.
  4. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
  5. Memperoleh kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang bersangkutan dengan ekonomi atau keuangan.
  6. Mendapatkan perangkat nilai-nilai hidup dan falsafah hidup.

William W. Wattenberg merumuskan tugas-tugas perkembangn remaja sebagai berikut:

  1. Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri seperti orang dewasa.
  2. Memperoleh kebebasan.
  3. Bergaul dengan teman lawan jenis.
  4. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru.
  5. Memiliki citra diri yang realistis.

Nah, dari tiga tokoh di atas, dapat kita ketahui bahwa ketiganya sepakat bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah kebebasan atau kemandirian emosional dari orang tua maupun orang dewasa lainnya. Dalam memperjuangkan kemandiriannya, kadang remaja merasa kesulitan pada pemutusan ikatan infantile (sifat kekanak-kanakan) yang telah berkembang. Bahkan pemutusan ikatan infantile ini seringkali menimbulkan reaksi salah paham antara orang tua dan anak. Bahkan dalam upaya itu remaja juga harus menentang keinginan dan aturan orang tua. Nah, inilah yang sering disalah artikan oleh orang tua sebagai bentuk pemberontakan (rebellion) dari anak.

Perlu kita ketahui bahwa jika remaja mampu memutuskan simpul ikatan infantile maka ia akan melakukan pemisahan diri dari keluarga. Misalnya ingin tinggal di kos atau lebih sering keluar dari rumah. Keberhasilan dalam melakukan separasi (pemisahan) ini yang merupakan dasar bagi pencapaian kemandirian remaja.

Setelah membaca artikel ini, apakah kita masih berpikir bahwa remaja kita suka memberontak dan membangkang? Sejatinya, hal yang dilakukan para remaja adalah upaya untuk memperoleh kemandirian. Jadi sebagai orang tua, sudah seharusnya kita bersikap bijak terhadap perilaku anak remaja. Tidak buru-buru memberi cap buruk dan memahami perkembangannya sebagai remaja. :-)
0 Komentar untuk "Anak Remajaku Suka Membangkang"

Back To Top